LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI
“PENGUJIAN MUTU FISIK TABLET”
Disusun oleh :
Kelompok : A
Galau M E B P M (17113120A)
Nining kurniasih (17113256A)
Vini Karus S (17113246A)
Surakarta, 1 Oktober 2012
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2012
I.
TUJUAN
Mahasiswa dapat
mengenal, mengerti dan melakukan pengujian mutu fisik tablet
II.
DASAR TEORI
Tablet adalah
sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa. (FI IV,
Hal 4)
Kriteria
Tablet
Suatu tablet
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif
yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang
homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat
terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus
memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus
memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu
lingkungan;
7.
Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup
lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan
secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan
Farmakope yang berlaku.
Keuntungan Sediaan Tablet
Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu
:
1. Tablet dapat
bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
2. Tablet
memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat
mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses
pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;
4. Bebas dari
air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai
keuntungan,antara lain :
1.
Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan
oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan,
dan pengangkutan;
2. Tablet
merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral
untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat
mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet
merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet
sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif
yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian
tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram
atau berhiasan timbul;
8. Tablet
paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera
terjadi;
9. Pelepasan zat
aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);
10. Tablet dapat
disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan
untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Dapat
diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet
merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik,
dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet
Masalah-masalah
yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :
· Capping : pemisahan sebagian atau
keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet
· Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
·
Chipping : keadaan
dimana bagian bawah tablet terpotong
·
Cracking : keadaan
dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
· Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan
menempel pada permukaan punch
·
Sticking : keadaan dimana granul
menempel pada dinding die (ada adhesi)
· Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada
permukaan tablet tidak merata
Jenis Sediaan Tablet
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
a.
Tablet Kempa
Dibuat
dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b.
Tablet Cetak
Dibuat
dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk
selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Metode Pembuatan Tablet
Sediaan
tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah,
granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet
ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat
tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya,
besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut
merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
a. Granulasi
Basah
Yaitu
memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih
besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga
terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini biasanya digunakan
apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang
sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsipdari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan
pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian
masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk
dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan
larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan
ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke
dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan
memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang
ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling
penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran
dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah
bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa
dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau
oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan
meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan
granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang
dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
· Memperoleh aliran yang baik
· Meningkatkan kompresibilitas
· Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
· Mengontrol pelepasan
· Mencegah pemisahan komponen campuran selama
proses
· Distribusi keseragaman kandungan
· Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
·
Banyak tahap dalam proses produksi yang harus
divalidasi
·
Biaya cukup tinggi
·
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan
panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan
dengan pelarut non air
b. Granulasi Kering
Disebut
juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah
lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula
(granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa
bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya.
Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis
efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan
dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch
sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada
proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul
yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat
belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi
kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor
yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai
dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan
dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu
menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Metode
ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
o
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
o
Zat aktif susah mengalir
o
Zat aktif sensitif terhadap panas dan
lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
·
Peralatan lebih sedikit karena tidak
menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan
waktu
·
Baik untuk zat aktif yang sensitif
terhadap panas dan lembab
·
Mempercepat waktu hancur karena tidak
terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
·
Memerlukan mesin tablet khusus untuk
membuat slug
·
Tidak dapat mendistribusikan zat warna
seragam
·
Proses banyak menghasilkan debu sehingga
memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
c. Metode
Kempa Langsung
Yaitu pembuatan tablet
dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis,
dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif
yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr
dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak
mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung
dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air
(cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa
langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal,
dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan
keuntungan metode kempa langsung yaitu :
·
Lebih
ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
·
Lebih
singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang
diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang
dipergunakan juga lebih sedikit.
·
Dapat
digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
·
Waktu
hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi
langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,
sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode
kempa langsung :
o
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk
antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul
yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di
dalam tablet.
o
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak
mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula
agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin
banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat
seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning.
Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul
terganggu.
o
Sulit dalam pemilihan eksipien karena
eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang
baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
Uji
mutu fisik dari suatu obat meliputi :
1.Keseragaman
Bobot
Menurut FI III (1979), Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet. Dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 % (CV < 5%). Dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-ratanya.
2. Kekerasan Tablet
Tujuan dilakukan uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang ketahanan tablet melawan :
- Tekanan mekanik (goncangan)
- Tekanan pada saat pembungkuran, pengangkutan, dan penyimpanan.
Kekerasan tablet yang baik berkisat 4-8 kg dan 7-12 kg untuk tablet kunyah. Alat yang digunakan untuk uji kekerasan tablet adalah Stokes Monsanto Hardness Tester.
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal, kemudian spiral pada bagian bawah skala diputar perlahan-lahan sampai tablet pecah. Dibaca skala yang dicapai pada tablet tepat hancur (Gauhar, 2006)
Menurut FI III (1979), Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet. Dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 % (CV < 5%). Dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-ratanya.
2. Kekerasan Tablet
Tujuan dilakukan uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang ketahanan tablet melawan :
- Tekanan mekanik (goncangan)
- Tekanan pada saat pembungkuran, pengangkutan, dan penyimpanan.
Kekerasan tablet yang baik berkisat 4-8 kg dan 7-12 kg untuk tablet kunyah. Alat yang digunakan untuk uji kekerasan tablet adalah Stokes Monsanto Hardness Tester.
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal, kemudian spiral pada bagian bawah skala diputar perlahan-lahan sampai tablet pecah. Dibaca skala yang dicapai pada tablet tepat hancur (Gauhar, 2006)
3.
Kerapuhan Tablet (Friability Test)
Friability test adalah
sebuah metode untuk menentukan / mengukur kekuatan fisik tablet non salut
terhadap tekanan mekanik atau gesekan
Uji kerapuhan tablet menggunakan alat friability atau abrasive test
Cara penggunaan alat : 20 tablet yang telah dibebasdebukan dan ditimbang dimasukkan ke dalam alat dan diputar selama 4 menit, 25 rpm.
Tablet dikeluarkan dari alat dan ditimbang bobot masing-masing tablet
Hitung prosentasi kehilangan bobot yang dialami tablet oleh alat tersebut.
Tablet yang baik mempunyai kerapuhan kurang dari 0,8% atau 1%.
Uji kerapuhan tablet menggunakan alat friability atau abrasive test
Cara penggunaan alat : 20 tablet yang telah dibebasdebukan dan ditimbang dimasukkan ke dalam alat dan diputar selama 4 menit, 25 rpm.
Tablet dikeluarkan dari alat dan ditimbang bobot masing-masing tablet
Hitung prosentasi kehilangan bobot yang dialami tablet oleh alat tersebut.
Tablet yang baik mempunyai kerapuhan kurang dari 0,8% atau 1%.
4.
Waktu Hancur
Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel - partikel penyusunnya bila kontak dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkancepat lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan (Gauhar, 2006). Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbetuk keranjang, kemudian diturunnaikkan tabung secara teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan suhu antara 36-38 derajat celcius. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kaca. Dicatat lama waktu hancur tablet (Anonim, 1979). Alat yang digunakan sama dengan alat yang digunakan pada uji disolusi tablet
Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel - partikel penyusunnya bila kontak dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkancepat lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan (Gauhar, 2006). Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbetuk keranjang, kemudian diturunnaikkan tabung secara teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan suhu antara 36-38 derajat celcius. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kaca. Dicatat lama waktu hancur tablet (Anonim, 1979). Alat yang digunakan sama dengan alat yang digunakan pada uji disolusi tablet
III.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : - Uji kekerasan tablet : Hardnes tester
-
Uji kerapuhan tablet : Friabilator
-
Uji waktu hancur : Desintegration
tester
-
Uji keseragaman bobot : Neraca analitik
BAHAN : -
Uji kekerasan tablet : 4
tablet vitamin B6
-
Uji kerapuhan tablet : 10 tablet vitamin B6
-
Uji waktu hancur : 6 tablet vitamin B6
-
Uji keseragaman bobot : 20 tablet vitamin B6
IV.
CARA KERJA
§ Uji
kekerasan tablet
-
Atur tempat sample sesuai dengan
diameter tablet
-
Atur sekrup penekan sample sampai tepat
diatas tablet
-
Pastikan jarum penunjuk pada posisi nol,
dengan menekan tombol reset
-
Tarik tuas dan lepaskan tepat disaat
tablet pecah
-
Baca angka kekerasan yang ditunjukan
oleh jarum, angka kekerasan tablet dalam satuan kg
-
Ulangi percobaan selama 4 kali
-
Hitung harga puratanya
-
Bersihkan tempat sample dari kotoran
yang ada
§ Uji
kerapuhan tablet
-
Masukan sample pada tabung fleksiglass
setelah dibebas debukan dan ditimbang (Wawal)
-
Nyalakan tombol on/off pada bagian belakang
alat
-
Setting alat dengan cara menekan tombol
jam, jika sudah menunjukan 00.04.00 alat siap digunakan dengan menekan tombol
START
-
Tunggu Hingga Alat Berhenti, keluarkan
sample, bebas debukan, dan ditimbang (Wakhir)
Kerapuhan tablet
dinyatakan dalam :
x
100 %
-
Bersihkan tabung fleksiglass dari
serpihan debu atau sample
§ Uji
waktu hancur
-
Masukan enam buah tablet kedalam
keranjang Desintegration tester yang
berisi 6 tabung, masing-masing tabung
diisi satu tablet
-
Masukan air kedalam penangas dengan
temperature sebesar 37°C ± 2°C
-
On-kan alat sehingga keranjang akan naik
turun kedalam penangas berisi air tersebut dengan kecepatan teratur yaitu 30
kali per menit
-
Jalankan alat sampai semua fraksi
pecahan tablet melewati ayakan yang terletak dibagian bawah alat
-
Catat waktu yang diperlukan semua tablet
untuk melewati ayakan sebagai waktu hancur tablet
§ Uji
keseragaman bobot
-
Timbang 20 tablet dan hitung bobot
rata-ratanya
-
Timbang tablet satu per satu, catat
bobotnya masing-masing
-
Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada
kolom A, dan tidak boleh ada satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-rata lebih dari harga dalam kolom B
Bobot
rata-rata tablet
|
Penyimpangan
bobot rata-rata dalam %
|
|
A
|
B
|
|
<
25 mg
|
15
|
30
|
26-150
mg
|
10
|
20
|
151-300
mg
|
7,5
|
15
|
>
300 mg
|
5
|
10
|
V.
PENGOLAHAN DATA/PERHITUNGAN
§ Uji
kekerasan tablet
Tablet
|
Kekerasan
tablet (kg)
|
1
|
3,5
|
2
|
8
|
3
|
5,1
|
4
|
2,7
|
total
|
19,3
|
Rata-rata
|
4,825
|
Tablet yang memenuhi
syarat adalah tablet dengan kekerasan tablet diatas 4 kg.
Kesimpulan : tablet
tidak memenuhi syarat kekerasan tablet
§ Uji
kerapuhan tablet
Berat awal = 5,9541 gram
Berat akhir = 4,3604 gram
Kerapuhan tablet =
x
100 %
=
x
100 %
=
26,77 %
Batas kerapuhan yang
diperbolehkan adalah 0,8%-1%
Kesimpulan : tablet
tidak memenuhi syarat kerapuhan tablet
§ Uji
waktu hancur
Tablet
|
Waktu
hancur (menit)
|
1
|
04:40
|
2
|
04:46
|
3
|
05:17
|
4
|
05:52
|
5
|
09:55
|
6
|
10:03
|
Kecuali dinyatakan
lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan keenam tablet tidak lebih dari
15 menit untuk tablet tidak bersalut.
Kesimpulan : tablet
memenuhi syarat waktu hancur
§ Uji
keseragaman bobot
Tablet
|
Bobot
tablet (gram)
|
Pemenuhan
persyaratan
|
1
|
0,7303
|
X
|
2
|
0,5088
|
X
|
3
|
0,5874
|
√
|
4
|
0,5591
|
X
|
5
|
0,5620
|
√
|
6
|
0,5794
|
√
|
7
|
0,5788
|
√
|
8
|
0,6080
|
√
|
9
|
0,6301
|
X
|
10
|
0,6200
|
X
|
11
|
0,5555
|
√
|
12
|
0,5128
|
X
|
13
|
0,5722
|
√
|
14
|
0,6475
|
X
|
15
|
0,7043
|
X
|
16
|
0,5628
|
X
|
17
|
0,5740
|
√
|
18
|
0,5568
|
X
|
19
|
0,5913
|
√
|
20
|
0,6552
|
X
|
Keterangan
X = tidak memenuh
syarat
√ = memenuhi syarat
Perhitungan
Bobot 20 tablet = 11,8603 gram
Bobot rata-rata = 0,5935015
gram = 593,015 mg
Penyimpangan kolom A = 5% x 593,015 mg
= 29,65 mg
Batas minimal = 593,015 mg – 29,65
mg
= 563,
365 mg
Batas maksimal = 593,015 mg + 29,65 mg
= 622,665
mg
Berat tablet yang
memenuhi syarat tidak boleh kurang dari 563,365 mg dan tidak boleh lebih dari
622,665 mg
Dari data diatas ada 11
tablet yang menyimpang
Kesimpulan : tablet
tidak memenuhi syarat keseragaman bobot
VI.
PEMBAHASAN
Dalam pengujian mutu fisik suatu tablet
digunakan beberapa alat untuk menguji kerapuhan, keseragaman bobot, kekerasan,
dan waktu hancur. Alat yang dipakai untuk menguji kekerasan tablet adalah Hardnes tester, untuk menguji kerapuhan
tablet adalah Friabilator, untuk
menguji waktu hancur adalah Desintegration
tester, dan untuk menguji keseragaman bobot digunakan Neraca analitik.
Uji keseragaman bobot,
pengujian ini dilakukan untuk melihat keseragaman suatu tablet dengan menimbang
satu persatu dari tablet yang telah kita kempa kemudian kita rata – rata.
Kemudian kita bandingkan dengan persyaratan oleh farmakope indonesia. Menurut
FI III (1979), Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet.
Dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 % (CV < 5%). Dan tidak satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-ratanya. Dalam praktikum ternyata
diperoleh data sebagaimana didapat bahwa 11 tablet tidak memenuhi syarat dari
farmakope, sehingga tablet tidak memenuhi uji keseragaman bobot.
Keseragaman bobot juga dipengaruhi dari
proses pengempaan, dan bahan pelicin yang kurang karena sebagian besar dari
tablet masi menempel pada punch dan die dari mesin kempa itu sendiri, selain
itu kadar air dalam granul juga sangat mempengaruhi melekatnya suatu tablet
pada punch dan die itu sendiri kadar air dalam granul yang baik adalah kisaran
2-5%.
Uji kekerasan dengan
menggunakan hardnestester, dalam pengujian digunakan 4 tablet untuk menguji
kekerasan tablet, pertama – tama untuk menguji tablet, tablet di tegak
berdirikan secara vertikal di bawah penghimpit dari hardnestester. Kemudian
pastikan jarum dalam posisi di angka 0 kg, apabila belum berada di psisi 0 kg,
masukan jarum ke lubang untuk membuat 0, setelah itu tarik tuasnya dan baca
tingkat kekerasan dari tablet tersebut. Dalam praktikum kekerasan dari ke 4
tablet yang diuji berbeda – beda, faktor tenaga dalam menarik tuas mempengaruhi
kekerasan dari tablet itu sendiri, serta kerapatan dan tekanan pada saat
pengempaan juga mengakibatkan suatu tablet menjadi keras. Suatu tablet
dinyatakan baik apabila kekerasan tablet yang baik berkisar 4-8 kg dan 7-12 kg
untuk tablet kunyah.
Uji kerapuhan suatu
tablet, menggunakan suatu alat yang bernama friabilator, dalam uji kerapuhan digunakan
tablet sebanyak 10 tablet, petrama – tama tablet yang akan diuji kerapuhannya
harus dibebas debukan terlebih dahulu dengan menggunakan vakum tujuannya adalah
membebaskan segala pengotor yang mungkin masih melekat pada tablet, setelah
dibebas debukan, tablet ditimbang terlebih dahulu. Setelah penimbangan selesai,
masukan ke 10 tablet dalam tabung pemutar, kemudian friabilator akan berputar
selama 4 menit dengan putaran 25 putaran permenit (25rpm). Setelah selesai
ambil tablet yang masih utuh dan dibebaskan abu kembali dengan fakum lalu di
timbang kembali. Tingkat kerapuhan yang baik dari suatu tablet adalah kisaran
0,8-1%. Dalam praktikum kali ini didapatkan hasil yang tidak baik dimana tablet
sangat rapuh sekali, tingkat kerapuhannya mencapai 26,77%.
Yang terakir adalah uji
waktu hancur dari suatu tablet, tablet yang baik dalam formulasi yaitu larut
dalam tubuh pada kurun waktu kurang dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut,
mesin yang digunakan untuk menguji tingkat kelarutan dari tablet ini adalah Desintegration
tester. Dalam pengujian waktu hancur ini suhu dari pelarut dikondisikan seperti
suhu tubuh, ditujukan bahwa untuk mengetahui seberapa cepat tablet yang kita
buat akan larut dalam tubuh (ibaratnya alat densintegration sebagai tubuh
manusia). Dalam pengujian digunakan 6 tablet untuk uji waktu hancur yang
dimasukan kedalam tabung densintegrator, masing – masing tabung diberi 1
tablet, kemuidan nyalakan alat dan catat waktu hancur dari tablet yang kita
masukan dalam tabung, pastikan bahwa semua tablet larut.
VII.
KESIMPULAN
Hasil
evaluasi tablet vitamin B6 yang kami buat adalah sebagai berikut :
·
Penampilan tablet: bentuk bundar, warna
putih susu, permukaan rata dan sedikit licin dan cetakan
garis tengah patah.
·
Uji kerapuhan : 26,77
% dalam tablet yang baik 0,8-1%
·
Uji kekerasan : > 4 kg
Tablet
|
Kekerasan
tablet (kg)
|
1
|
3,5
|
2
|
8
|
3
|
5,1
|
4
|
2,7
|
total
|
19,3
|
Rata-rata
|
4,825
|
·
Uji waktu hancur : < 15 menit
Tablet
|
Waktu
hancur (menit)
|
1
|
04:40
|
2
|
04:46
|
3
|
05:17
|
4
|
05:52
|
5
|
09:55
|
6
|
10:03
|
·
Pengempaan mempengaruhi
kekerasan,kerapuhan, serta keseragaman bobot
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
§ Anief,
Muhammad. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM press.
§ Anief,
Muhammad. 1993. Farmaseutika Dasar. Yogyakarta : UGM press.
§ Ansel,
Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI
press.
§ Ganiswarna,
Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta : UI
press.
§ Harjasaputra,
Purwanto, dkk. 2002. Data Obat di Indonesia. Jakarta : Grafidian
Medipress.
§ Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia. 1998. ISO Indonesia. Volume 32. Jakarta :
PT. Anem Kosong Anem.
§ Panitia
Farmakope Indonesia. 1978. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta :
Depatemen Kesehatan RI.
§ Panitia
Farmakope Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
§ Reynold,
James E F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eight edition.
London : The Pharmaseutical Press.
§ Waide,
Ainley, and Waller, Paul J. 1994. Handbook of Pharmaseutical Exipients.
Second edition. Washington : American Pharmaseutical Association
Tidak ada komentar:
Posting Komentar