Jumat, 01 Maret 2013

LAPORAN SMEST3-KROMATOGRAFI


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KROMATOGRAFI
“KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SECARA DENSITOMETER (TLC SCANNER) III”


Disusun oleh :
Dinda Nur M                (17113117A)
Lenny Agustinasari       (17113129A)
Vini Karus S                 (17113246A)
Kelompok : 2

Surakarta, 29 September 2012

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2012
         I.          JUDUL PRAKTIKUM
Kromatografi Lapis Tipis Secara Densitometer (TLC scanner) III

      II.          TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk memperoleh panjang gelombang ( λ ) optimum dari seluruh noda / bercak pada lempeng KLT yang akan dianalisis

 III.            DASAR TEORI
 IV.            ALAT DAN BAHAN
            ALAT : TLC Scanner CS – 930 IPC Shimadzu


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG1lNnGg5hCqdEJAnBGbm7JUIZqatkzIDgimpM0O1gKCpmK2anJGEAkyf3G0VBHtvC5TpfdLQXWbbplWlwklDC_LC-wVouZaM9ETPKRLqg0GiMHysiTcSBTZru51BVJjhfEzcovqYTQ6k/s320/Phytochemistry2.jpg

            BAHAN : Lempeng KLT yang telah dielusi dan berisi standar dan campuran sampel
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpwXk2jB7wOTSS85WFjxzrNH3mN5j7nakY3MU34G27lr0Oquo1xzkXya9QyGV73CCoNw0QOP1ssSGDufWsC-mZvJ14JX8FG4sBDPkcAgzXeLAigXyemAHBl1qvuT_hpPoIeI8ugNemp6s/s320/thin_layer_chromatography_1110.jpg


    V.            CARA KERJA
·      Menghubungkan alat TLC Scanner CS – 930 IPC kemudian ON – kan 
·      Meletakkan lempeng KLT yang akan diAnalisa pada lempeng yang telah di letakkan
·      Menentukan letak sumbu x, dengan mengatur tombol penggeser, catat angka yang terlihat
·      Menentukan letak sumbu y1 dan y2, dengan mengatur tombol penggeser, catat angka yang terlihat
·      Klik icon lambda, inputkan nilai lambda (400, 450, 500, 550. 600)
·      Klik icon scanner, klik parameter, klik change, klik autolane
·      Inputkan nilai x, y1 dan y2, klok ok
·      Klik star, inputkan nama analis, sample, komentar, klik ok, tunggu prosses scanning selesai
·      Pada icon save block klik file, klik save all
·      Pada icon make a new block, inputkan nama analis klik ok
·      Untuk mengeprint, klik print, klik plot out
·      Klik preview, akan muncul grafik data parameter, klik enter, cetak hasil dengan klik ok
·      Untuk memperoleh data kromatografi yang baik, lakukan integrasi secara manual
·      Mengulangi percobaan dengan cara merubah panjang gelombang dan atau merubah letak analisis pada noda 

 VI.            DATA

NOMOR
PANJANG GELOMBANG (λ)
WARNA
JARAK TEMPUH
AREA
1
400
Merah
24.00
54.702
Kuning
30.26
700.933
Merah muda
34.76
281.394
Biru
44.53
107.407
Coklat
51.40
207.740
2
450
Merah
23.90
51.057
Kuning
30.26
515.878
Merah muda
34.85
405.429
Biru
45.03
54.223
Coklat
51.41
411.826
3
500
Merah
23.94
124.655
Kuning
-
-
Merah muda
34.93
591.341
Biru
-
-
Coklat
51.42
370.576
4
550
Merah
23.94
135.328
Kuning
-
-
Merah muda
34.94
490.946
Biru
46.47
82.930
Coklat
51.41
220.476
4
600
Merah
-
-
Kuning
-
-
Merah muda
34.79
62.383
Biru
45.69
190.161
Coklat
-
-


VII.            PEMBAHASAN
                        Pada praktikum kali ini  adalah percobaan kromatografi lapis tipis secara densitometer. Dalam praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti cara mencari panjang gelombang ( λ ) optimum dari beberapa noda yang ada di lempeng KLT yang akan dianalisis.
                        Panjang gelombang ( λ ) optimum tentunya berbeda dengan panjang gelombang ( λ ) maksimum. Jika panjang gelombang ( λ ) maksimum dicari dengan melakukan scanning pada 1 bercak/noda saja, lain halnya dengan panjang gelombang ( λ ) optimum. Panjang gelombang ( λ ) optimum dapat diketahui dengan melakukan scanning pada beberapa bercak/noda yang dianalisa, dimana dalam praktikum ini ada 5 bercak/noda yang berbeda intensitas warnanya yaitu merah, kuning, merah muda, biru, dan coklat yang akan dianalisa jarak tempuh dan areanya dengan densitometer. Dengan kata lain, panjang gelombang ( λ ) optimum adalah panjang gelombang ( λ ) yang dapat menampilkan/membaca 5 pick sekaligus.
                        Tahap pertama yaitu meletakan lempeng KLT pada alat scanner, lalu cari posisi x, y1, dan y2 dengan megatur tombol penggeser sehingga dapat dipastikan sinar hijau pada scanner dapat melewati semua bercak/noda dalam satu garis lurus. Setelah diperoleh data x, y1, dan y2 lakukan scanner dengan 5 macam panjang gelombang ( λ ) yaitu 400, 450. 500, 550, 600.
                        Dari data hasil praktikum dapat dilihat bahwa setiap panjang gelombang ( λ )  yang berbeda akan menghasilkan pembacaan jarak tempuh dan area yang berbeda pula. Pada proses scanning dengan panjang gelombang ( λ ) 400, kelima pick/warna dapat ditampilkan seluruhnya, begitu pula pada proses scanning dengan panjang gelombang ( λ ) 450. Lain halnya dengan proses scanning dengan panjang gelombang ( λ ) 500, 550, dan 600 yang hanya bisa menampilkan beberapa pick/warna saja. Pada panjang gelombang ( λ ) 500 hanya dapat ditampilkan jarak tempuh dan area dari bercak/noda warna merah, merah muda, dan coklat, sedangkan pada panjang gelmbang ( λ ) 550 tidak dapat menampilkan jarak tempuh dan area dari bercak/noda warna kuning. Panjang gelombang ( λ ) yang paling sedikit menampilkan informasi mengenai jarak tempuh dan area dari bercak/noda pada lempeng KLT adalah panjang gelombang ( λ ) 600, yaitu hanya bisa menampilkan pick/warna merah muda dan biru saja.
                        Kembali ke pengertian dari panjang gelombang ( λ ) optimum yaitu panjang gelombang ( λ ) yang dapat menampilkan 5 pick/warna sekaligus. Jika kita melihat pada tabel data hasil praktikum, dapat diketahui bahwa ada 2 panjang gelombang yang dapat menampilkan 5 pick/warna sekaligus yaitu pada panjang gelombang ( λ ) 450 dan 400, maka kedua panjang gelombang ( λ ) tersebut dapat disebut dengan panjang gelombang ( λ ) optimum. Namun perlu ditentukan juga panjang gelombang ( λ )  optimum yang lebih tepat, yaitu dengan cara membandingkan total area pada panjang gelombang ( λ ) masing-masing. Total area pada panjang gelombang ( λ ) 400 adalah 1376,225 dan pada panjang gelombang ( λ ) 450 adalah 1466,846 [total area dapat dilihat di lampiran print out data hasil scanning]. Panjang gelombang ( λ ) dengan total area yang lebih banyak adalah panjang gelombang yang lebih maksimal dalam membaca area bercak/noda pada lempeng KLT, dan dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang ( λ ) optimumnya yaitu pada panjang gelombang ( λ ) 450.

VIII.            KESIMPULAN
·         Panjang gelombang ( λ ) optimum diperoleh dengan melakukan scanning pada beberapa bercak/noda pada lempeng KLT sekaligus
·         Panjang gelombang ( λ ) optimum adalah panjaang gelombang yang dapat menampilkan beberapa pick/warna sekaligus
·         Panjang gelombang ( λ ) optimum pada praktikum kali ini adalah panjang gelombang ( λ ) 450

 IX.            DAFTAR PUSTAKA

R. Stock and C. B. F. Rice. “Chromatographic methods” 2nd edition, 1967. Chapman                   and Hall Ltd., and Science Paper backs.

R. J Bannec, The Australian Science Teachers Journal. December
 1972, Vol. 18 no 4 p 79-84

Hostettmann. M, Hostettmann.K,Marston.A,cara kromatografi preparatif,1995.ITB Bandung

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KROMATOGRAFI
“KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SECARA DENSITOMETER (TLC SCANNER) III”


Disusun oleh :
Dinda Nur M                (17113117A)
Lenny Agustinasari       (17113129A)
Vini Karus S                 (17113246A)
Kelompok : 2

Surakarta, 29 September 2012

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2012
         I.          JUDUL PRAKTIKUM
Kromatografi Lapis Tipis Secara Densitometer (TLC scanner) III

      II.          TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk memperoleh panjang gelombang ( λ ) optimum dari seluruh noda / bercak pada lempeng KLT yang akan dianalisis

 III.            DASAR TEORI
 IV.            ALAT DAN BAHAN
            ALAT : TLC Scanner CS – 930 IPC Shimadzu


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG1lNnGg5hCqdEJAnBGbm7JUIZqatkzIDgimpM0O1gKCpmK2anJGEAkyf3G0VBHtvC5TpfdLQXWbbplWlwklDC_LC-wVouZaM9ETPKRLqg0GiMHysiTcSBTZru51BVJjhfEzcovqYTQ6k/s320/Phytochemistry2.jpg

            BAHAN : Lempeng KLT yang telah dielusi dan berisi standar dan campuran sampel
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpwXk2jB7wOTSS85WFjxzrNH3mN5j7nakY3MU34G27lr0Oquo1xzkXya9QyGV73CCoNw0QOP1ssSGDufWsC-mZvJ14JX8FG4sBDPkcAgzXeLAigXyemAHBl1qvuT_hpPoIeI8ugNemp6s/s320/thin_layer_chromatography_1110.jpg


    V.            CARA KERJA
·      Menghubungkan alat TLC Scanner CS – 930 IPC kemudian ON – kan 
·      Meletakkan lempeng KLT yang akan diAnalisa pada lempeng yang telah di letakkan
·      Menentukan letak sumbu x, dengan mengatur tombol penggeser, catat angka yang terlihat
·      Menentukan letak sumbu y1 dan y2, dengan mengatur tombol penggeser, catat angka yang terlihat
·      Klik icon lambda, inputkan nilai lambda (400, 450, 500, 550. 600)
·      Klik icon scanner, klik parameter, klik change, klik autolane
·      Inputkan nilai x, y1 dan y2, klok ok
·      Klik star, inputkan nama analis, sample, komentar, klik ok, tunggu prosses scanning selesai
·      Pada icon save block klik file, klik save all
·      Pada icon make a new block, inputkan nama analis klik ok
·      Untuk mengeprint, klik print, klik plot out
·      Klik preview, akan muncul grafik data parameter, klik enter, cetak hasil dengan klik ok
·      Untuk memperoleh data kromatografi yang baik, lakukan integrasi secara manual
·      Mengulangi percobaan dengan cara merubah panjang gelombang dan atau merubah letak analisis pada noda 

 VI.            DATA

NOMOR
PANJANG GELOMBANG (λ)
WARNA
JARAK TEMPUH
AREA
1
400
Merah
24.00
54.702
Kuning
30.26
700.933
Merah muda
34.76
281.394
Biru
44.53
107.407
Coklat
51.40
207.740
2
450
Merah
23.90
51.057
Kuning
30.26
515.878
Merah muda
34.85
405.429
Biru
45.03
54.223
Coklat
51.41
411.826
3
500
Merah
23.94
124.655
Kuning
-
-
Merah muda
34.93
591.341
Biru
-
-
Coklat
51.42
370.576
4
550
Merah
23.94
135.328
Kuning
-
-
Merah muda
34.94
490.946
Biru
46.47
82.930
Coklat
51.41
220.476
4
600
Merah
-
-
Kuning
-
-
Merah muda
34.79
62.383
Biru
45.69
190.161
Coklat
-
-


VII.            PEMBAHASAN
                        Pada praktikum kali ini  adalah percobaan kromatografi lapis tipis secara densitometer. Dalam praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti cara mencari panjang gelombang ( λ ) optimum dari beberapa noda yang ada di lempeng KLT yang akan dianalisis.
                        Panjang gelombang ( λ ) optimum tentunya berbeda dengan panjang gelombang ( λ ) maksimum. Jika panjang gelombang ( λ ) maksimum dicari dengan melakukan scanning pada 1 bercak/noda saja, lain halnya dengan panjang gelombang ( λ ) optimum. Panjang gelombang ( λ ) optimum dapat diketahui dengan melakukan scanning pada beberapa bercak/noda yang dianalisa, dimana dalam praktikum ini ada 5 bercak/noda yang berbeda intensitas warnanya yaitu merah, kuning, merah muda, biru, dan coklat yang akan dianalisa jarak tempuh dan areanya dengan densitometer. Dengan kata lain, panjang gelombang ( λ ) optimum adalah panjang gelombang ( λ ) yang dapat menampilkan/membaca 5 pick sekaligus.
                        Tahap pertama yaitu meletakan lempeng KLT pada alat scanner, lalu cari posisi x, y1, dan y2 dengan megatur tombol penggeser sehingga dapat dipastikan sinar hijau pada scanner dapat melewati semua bercak/noda dalam satu garis lurus. Setelah diperoleh data x, y1, dan y2 lakukan scanner dengan 5 macam panjang gelombang ( λ ) yaitu 400, 450. 500, 550, 600.
                        Dari data hasil praktikum dapat dilihat bahwa setiap panjang gelombang ( λ )  yang berbeda akan menghasilkan pembacaan jarak tempuh dan area yang berbeda pula. Pada proses scanning dengan panjang gelombang ( λ ) 400, kelima pick/warna dapat ditampilkan seluruhnya, begitu pula pada proses scanning dengan panjang gelombang ( λ ) 450. Lain halnya dengan proses scanning dengan panjang gelombang ( λ ) 500, 550, dan 600 yang hanya bisa menampilkan beberapa pick/warna saja. Pada panjang gelombang ( λ ) 500 hanya dapat ditampilkan jarak tempuh dan area dari bercak/noda warna merah, merah muda, dan coklat, sedangkan pada panjang gelmbang ( λ ) 550 tidak dapat menampilkan jarak tempuh dan area dari bercak/noda warna kuning. Panjang gelombang ( λ ) yang paling sedikit menampilkan informasi mengenai jarak tempuh dan area dari bercak/noda pada lempeng KLT adalah panjang gelombang ( λ ) 600, yaitu hanya bisa menampilkan pick/warna merah muda dan biru saja.
                        Kembali ke pengertian dari panjang gelombang ( λ ) optimum yaitu panjang gelombang ( λ ) yang dapat menampilkan 5 pick/warna sekaligus. Jika kita melihat pada tabel data hasil praktikum, dapat diketahui bahwa ada 2 panjang gelombang yang dapat menampilkan 5 pick/warna sekaligus yaitu pada panjang gelombang ( λ ) 450 dan 400, maka kedua panjang gelombang ( λ ) tersebut dapat disebut dengan panjang gelombang ( λ ) optimum. Namun perlu ditentukan juga panjang gelombang ( λ )  optimum yang lebih tepat, yaitu dengan cara membandingkan total area pada panjang gelombang ( λ ) masing-masing. Total area pada panjang gelombang ( λ ) 400 adalah 1376,225 dan pada panjang gelombang ( λ ) 450 adalah 1466,846 [total area dapat dilihat di lampiran print out data hasil scanning]. Panjang gelombang ( λ ) dengan total area yang lebih banyak adalah panjang gelombang yang lebih maksimal dalam membaca area bercak/noda pada lempeng KLT, dan dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang ( λ ) optimumnya yaitu pada panjang gelombang ( λ ) 450.

VIII.            KESIMPULAN
·         Panjang gelombang ( λ ) optimum diperoleh dengan melakukan scanning pada beberapa bercak/noda pada lempeng KLT sekaligus
·         Panjang gelombang ( λ ) optimum adalah panjaang gelombang yang dapat menampilkan beberapa pick/warna sekaligus
·         Panjang gelombang ( λ ) optimum pada praktikum kali ini adalah panjang gelombang ( λ ) 450

 IX.            DAFTAR PUSTAKA

R. Stock and C. B. F. Rice. “Chromatographic methods” 2nd edition, 1967. Chapman                   and Hall Ltd., and Science Paper backs.

R. J Bannec, The Australian Science Teachers Journal. December
 1972, Vol. 18 no 4 p 79-84

Hostettmann. M, Hostettmann.K,Marston.A,cara kromatografi preparatif,1995.ITB Bandung